Berjuang menjadi diri sendiri

Tinggal di pondok pinggiran kota. Dindingnya anyaman bambu, lubang-lubangnya ditutupi kotoran sapi. Benda-benda yang belum terjual, dia simpan di bawah bayang* bambu tempatnya tidur.” Nenek miskin namun dia dapatkan lagi martabatnya. Betapapun berat hidupnya, nenek berjalan dengan kepala tegak. Teladannya mengajariku bahwa tak seorangpun terlalu jatuh tanpa pernah bangkit lagi. Selama tahun-tahun pengasingan yang keras di pulau Buru, ingatanku kepada nenek membuatku tetap bertahan.

Baca lebih lanjut